Indahnya Halaqah Ilmu Kolaborasi Al-Mursyid Abu MUDI-Tu Sop di Negeri Bumi Muda Sedia
ACEH TAMIANG I LA – Pelantikan Tastafi di negeri Bumi Muda Sedia Aceh Tamiang melahirkan sebuah pemandangan dan aura baru bahkan kurang dari satu dekade dewasa ini. Betapa tidak, tidak sedikit masyarakat yang hadir dan menyaksikan sendiri tepat dhuha, sekitar pukul 10.38 WIB Kamis 28 Maret 2018 sebuah sejarah baru tertoreh dan tercatat bukan hanya untuk warga Aceh Tamiang juga Aceh pada umumnya.
Acara pelantikan tersebut dilakukan oleh Al-Mursyid Syekh H. Hasanoel Basri HG atau yang lebih dikenal dengan Abu Mudi. Sebelum pelantikan terlebih dahulu dibacakan nama pengurus dan jabatan dalam kepengurusan Tastafi Aceh Tamiang dengan Ketua Tgk. Saiful Mahdi
dan Wakilnya Tgk. Hamdani dan beberapa pengurus lainnya oleh Tgk. Marzuki Abdullah, M.Pd selaku Sekjen Tastafi Pusat dihadapan massa yang memadati lapangan tersebut.
dan Wakilnya Tgk. Hamdani dan beberapa pengurus lainnya oleh Tgk. Marzuki Abdullah, M.Pd selaku Sekjen Tastafi Pusat dihadapan massa yang memadati lapangan tersebut.
Berdasarkan amatan di lokasi acara, meski kawasan Aceh Tamiang dan sekitarnya cuaca cerah dan terik matahari yang panas namun hal itu tak menyurutkan niat jama’ah yang hadir ke halaqah ilmu tersebut. Jumlah jama’ah yang hadir diperkirakan kurang dari 5000 orang.
Fenomena di akhir bulan Maret 2018 itu tentunya menjadi catatan dan torehan tinta tidak terlupakan oleh massa dan jamaah dari berbagai elemen masyarakat yang datang dari berbagai daerah di Aceh hadir dalam pelantikan Pengurus Majelis Tasauf, Tauhid dan Fiqih (Tastafi) Kabupaten Aceh Taming juga masyarakat Tamiang plus tibun lapangan bupati Aceh Tamiang menjadi saksi.
Tampilnya dua sosok ulama kharismatik guru dan murid, keduanya tidak lain adalah seorang al-Mujaddid Al-Mursyid Kamil Al-Mukammil Syekh H. Hasanoel Basri atau akrab disapa Abu MUDI dan sang murid Tgk. H. Muhammad Yusuf A. Wahab atau Tu Sop yang kedua tidak ada publik yang tidak mengenalnya walaupun kapasitas ilmu dan maqam sidah tentu lebih al-Mursyid Abu MUDI dibandingkan Tu Sop, namun kapasitas Tu Sop ulama yang cerdas dan sering tampil di seminar dan halaqah ilmu juga tidak diragukan lagi keilmuannya, bahkan dulunya kerap mengantikan pengajian Abu MUDI di berbagai tempat dan daerah.
Penampilan dua ulama kharismafik yang juga masih keluarga dekat semakin lengkap kala di pandu oleh moderatur ulung yang juga sosok ulama muda kota Langsa yang dikenal luas ilmu bahkan kefasihannya di bidang al-Quran beliau tidak lain Syekh H. Muhajir Usman, LLM.
Tawadhu’nya Al-Mursyid Abu MUDI kala mempersilakan Tu Sop untuk membuka halaqah ilmu menjadi bukti tinggi dan tidak merasakan Abu MUDI dirinya seorang Al-Kamil Mukammil meminjam istilah Tu Sop saat membuka halaqah ilmu ketika memberikan kata takdhim dan penghormatan yang ditujukan kepada Abu MUDI.
Tampilnya duet warisatul ambia walaupun beda maqam dan level namun ketokohan bahkann kedekatan hubungan keluarga menjadi dua ulama kharismatik ini menjadi kunci lahirnya berbagai perubahan dan revolusi dalam pengembangan dakwah dan pendidikan di negeri Serambi Mekkah ini.
Tidak sedikit masyarakat merasa sebuah berkah tampilnya dua sosok ulama kharismafik bahkan sudah lama diidamkan untuk tampil memberi pencerahan kepada umat bahkan harapan itu sudah sangat lama dinantikan. Tastafi memang sebuah perahu keberkahan dan ukhuwah tempat tampilnya ulama kharismatik untuk memberikan pencerahan dan kedamaian kepada ummat.
Ayah Sop Jeunib tanpa konsep mengulas sejarah dan rentetan dan prospek lahirnya Tastafi dan Islam pada masa lampau bahkan apa yang dirintis oleh Abu MUDI merupakan sebuah Tajdid dalam pengembangan dakwah dan pendidikan agama untuk umat. Kehadiran Tastafi bukanlah untuk saling menyalahkan namun mengarahkan mereka kejalan yang diridhai Allah dalam bingkai rahmatan lil’alamin.
Ayah Sop dalam orasi ilmiahnya menyebutkan TASTAFI bukan barang baru di Nusantara ini. TASTAFI yang merupakan singkatan dari Tasawuf, Tauhid dan Fikih adalah tiga pilar ilmu yang menunjang Islam secara keseluruhan. Tastafi merupakan implementasi dan kolaborasi dari tasawuf, tauhid dan fiqh jelas sebuah Pergerakan yang akan menggarap lahan kosong yang akan menjadi incaran “musuh” umat dan bersama.
Ulama muda Aceh itu juga menambahkan Tastafi bukan untuk menghancurkan siapa-siapa, tetapi untuk mengajak tastafi berkomitmen untuk mengajak kepada kebaikan. Terakhir Ayah memberi sebuah kata kunci untuk menyelesaikan persoalan dan fenomena di Aceh, ” Satu hal kunci yang harus dingat dan dicatat, khusus untuk Aceh belum selesai berbagi persoalan sebelum syariat menjadi solusi dari semua persoalan” pinta pimpinan Dayah Babussalam Al-Aziziyah Jeunib sebelum menutup orasi singkatnya.
Selepas orasi singkat dilanjutkan dengan sesi tanya jawab oleh Al-Mursyid Abu MUDI yang dipandu oleh Syekh Muhajir Langsa, berbagi persoalan terkini dan aktual menghiasi halaqah ilmu tersebut termasuk hukum Bitcoin. “Bitcoin hukumnya haram, kalau ingin berdagang cobalah yang biasa saja seperti berdagang ayam, pasti ada labanya, tinggalkan saja dagag dengan sistem Bitcoin,” jawab Abu MUDI dihadapan jamaah yang memadati lapangan tersebut.
Hampir mencapai ratusan pertanyaan yang masuk via sms pemandu acara namun tidak semua bisa dijawab karena keterbatasan waktu. Juga masalah zakat fitrah tidak boleh dengan uang, termasuk persoalan Ayah membagi harta sama kepada anaknya, itu hak Ayah selama masih hidup, bahkan boleh menafkahkannya semua hartanya.
Menjelang akhir tanya jawab salah seorang unsur MPU Aceh Tamiang juga secara langsung berdiri didepan mimbar untuk menanyakan soal paling terakhir seputar pengalihan harta wakaf dengan mengalihkan ke level yang lebih besar. Wakaf untuk musallah, apakah boleh dialihkan statusnya ke mesjid itu inti pertanyaannya.
“Apa saja yang telah diwakafkan, sudah terlepas si pemilik dan itu milik Allah. Sedangkan nazir mengurus harta Wakaf. Tidak ada istilah naik level wakaf seperti di PNS, kalau diwakaf untuk musalla tetap musalla. Namun apabila Ingin menjadikan sebagai masjid tdk boleh, tetapi melaksanakan shalat jumat di Musahlla tidak apa-apa, sebab shalat jumat tidak disyaratkan Masjid, hanya saja untuk iktikaf mesti masjid. Intinya melaksanakan shalat jumat boleh diteempat wakaf tersebut namun status wakaf sebagai musalla masih tetap dan utuh, ” jawab mursyid Tarekat Naqsyabandiah dengan panjang lebar dan lugas itu bahkan terjawab persoalan yang telah lama menjadi polemik itu.
Masyarakat yang hadir dari berbagai daerah di Aceh dan juga masyarakat setempat merasa lega dan puas atas paparan dan tanya jawab baik Tu Sop terlebih lagi Abu MUDI. Ini terlihat dari aura dan kepuasan jamaah yang hadir ditempat tersebut,”Alhamdulillah, urounyou ukiran tinta sejarah dan kepuasan tampilnya duet Ayah dan Aneuk (Abu MUDI dan Tu Sop) melengkapi sejarah baru Aceh,” jawab salah seorang tokoh agama pengangum ulama kharismatik yang hampir tidak absen dalam setiap halaqah ilmu dan kebetulan juga hadir di acara tersebut.
Acara pelantikan Tastafi dan orasi ilmiah serta tanya jawab tidak lengkap tanpa ditutup dengan doa dan yang diersilahkan untuk doa kepada almukarram Abu MUDI, namun apa yang terjadi, sosok penuh tawadhu’ tetap mempersilakan doa ditutup oleh Tu Sop (“adek Sop” sapaan penuh keakraban yang sering di ucapkan Abu MUDI dalam beberapa halaqah pengajian).
Doa yang diiringi oleh Tu Sop dengan penuh keikhlasan dan kekhusyukan bahkan nada tangisan sempat terbaca dari tadahan pengharapan juga kerap mewarnai dalam doa diakhir waktu shalat dhuha kala sang surya tepat mengayomi sinar kepada jamaah dan penduduk bumi.
Pemandu acarapun mengakhiri halaqah ilmu yang penuh berkah dan pencerahan lautan ilmu plus tetesan sejarah baru dalam khazanah Tastafi dan Aceh pada umumnya. Kitapun berharap doa dan pencerahan ilmu lewat panji Tastafi mampu membawa Aceh dan dunia pada umumnya menuju negeri baldatul tayyibatun warabbul ghafur dalam membumikan Aswaja. Semoga!!!
Wallahu Muwaffiq Ila Aqwamith Thariq
Wallahu ‘Allam Bishawab
Wallahu ‘Allam Bishawab
sumber: https://www.liputanaceh.com/indahnya-halaqah-ilmu-kolaborasi-al-mursyid-abu-mudi-tu-sop-di-negeri-bumi-muda-sedia/
Indahnya Halaqah Ilmu Kolaborasi Al-Mursyid Abu MUDI-Tu Sop di Negeri Bumi Muda Sedia
Reviewed by barisan muda ummat
on
March 31, 2018
Rating:
No comments: