TU SOP, REVOLUSIONER ISLAM ASAL BIREUEN
Oleh: Teuku Zulkhairi
Kalau warga NTB punya Tuan Guru Bajang, atau jika muslim Kelantan pernah memiliki alm. Nik Azis, maka sebenarnya kita tidak perlu risau, kita Aceh punya Tu Sop Jeunieb ( Tgk H. Muhammad Yusuf A. Wahab).
Antropolog senior Aceh, Dr Kamaruzzaman Bustamam-Ahmad suatu hari dalam sebuah forum di Pascasaraja UIN pernah mengatakan, sosok Tu Sop ini mirip Abu A'la Al Maududi di Pakistan.
Gerakan dakwah dan sosial Tu Sop kini semakin meluas. Beliau betul telah "kalah" dalam Pilkada Bireuen, tapi arus kebaikan yang digerakkannya tidak berhenti. Bahkan semakin melaju dan semakin luas. Tema gerakannya adalah "Memperkuat arus kebaikan dan perbaikan".
Semboyan gerakannya adalah "Jangan tunggu sampai bisa melakukan semuanya, tapi lakukanlah segera semua yang bisa".
Jama'ah Tu Sop pun terlihat semakin membludak. Mereka tak peduli beliau memiliki narasi politik karena pernah terjun dalam Pilbub Bireuen, bahkan mungkin mereka semakin paham jalan juang Tu Sop.
Maka meski ada yang dicaci, ia tidak pernah membalas. Saat debat kandidat Pilbub Bireuen, ia tidak pernah menyerang kandidat manapun. Ia konsisten menjelaskan narasi besarnya, bahwa "kita tidak perlu bertarung di kandang macan, kerena yang menang dan kalah sama-sama akan dimakan macan". Begitu jalan fikir beliau dalam memandang problem kebangsaan kita di tengah dominasi kekuatan luar yang hegemonik.
Bagi Tu Sop, musuh kita adalah keterbelakangan, kemiskinan, penjajahan model baru oleh sistem kapitalisme.
Memperhatikan semangat dan militansinya dalam gerakan perbaikan dan sosial, sepertinya hari hari ke depan sosok ini akan terus menjadi solusi bagi Aceh atas problem kelangkaan sosok Aceh yang berintegritas.
Dengan gerakan sosial yang digerakkannya bersama relawan Barisan Muda Ummat (BMU), Tu Sop terus menyapu air mata ummat. Peran ini tentu tidak sekedar lips service semata, tapi lahir karena narasi besar yang sering disampaikan Tu Sop dalam berbagai forum. Dan kini gerakannya memperbaiki ummat dan memberi solusi atas persoalan mereka semakin sistematis. Bersamaan dengan itu, sejumlah karya tulis juga telah dilahirkannya bersama para murid.
Dakwahnya menyatu dengan gerakan sosial, dakwah bil lisan dan bil hal.
Sepintas mungkin gerakannya ini kecil, tapi seluruh gerakan besar dimulai dari hal-hal paling kecil. Baru beberapa waktu dibentuk, BMU telah membangun enam rumah warga miskin.
Di luar itu, Dakwah via Radio Yadara yang dirintisnya juga terus mendapat hati di tengah-tengah masyarakat, menyeru mereka kepada jalan Islam yang menyelamatkan kehidupan dunia, sekaligus akhirat.
Kini, warga bisa terus menikmati syi'ar Islam via Radio meskipun mereka sedang bertani di kebun atau sawah. Majlis ta'limnya semakin meluas melintasi berbagai kabupaten di Aceh. Ia juga sering diundang berbicara ke luar Provinsi Aceh, pulau Jawa hingga Negeri Jiran Malaysia.
Sepertinya, dengan izin Allah Swt gerakan Tu Sop ini tidak akan berhenti, sampai peradaban Islam kembali tegak di bumi Aceh.
TU SOP, REVOLUSIONER ISLAM ASAL BIREUEN
Reviewed by barisan muda ummat
on
May 13, 2018
Rating:
No comments: